Buku Antologi Puisi Jazirah II (F: RDK) |
mendaki aku di kaki bintan
dari kawah nadir ke hulu zenith
lantas putra sang purba dan musafir venesia
bersemuka di pelantar lingua franca
membilang nisan-nisan di pusara epik
setua marco polo lalu kublai khan
berdiri aku di kaki bintan
mengamati abad keserentakan
melayu seawal nomad polinesia
tapi bintan lah horizon peristiwa
tegak antara enigma
dan kaki langit historia
sentosa aku di kaki bintan
sejuk panorama nan wisata
tapi punggungmu semakin cabik
dicakar tentakel besi baja
pendusta bauksit lagi granit
menoleh bintanmu selapar vulture
menunggu ia jadi jenazah
bergetar aku di kaki bintan
LELAKI SEJARAH
lelaki sejarah itu seakan bertanya
mana puisimu anak muda?
ku periksa berangkas di kepala
haruskah ikut arus utama
berpuisi cara thales atau anaximenes
tentang bibir mangrove
dan sepasang kaukasia muda bersenda
kau singgahi di mana melayumu anak muda?
lelaki rose anti mainstream ternyata
yang maklumi aku sebegini rupa
diseretnya aku ke pusara sang purba
genggam tanah kuburan itu
jadikan tulang punggung puisimu
tikamnya
tak ada demokrasi di bintan lama
maka aku tak punya kata-kata
ku bukan thales atau anaximander
yang memuja hujan dengan sekuntum edelweis
atau penyair istana kaisar roma
berkisar tarian dara dan kilap tiara
ku hanya sepotong platonik maya
yang bermimpi tentang utopia
* Muhammad Natsir Tahar __Dimuat dalam Antologi Puisi Jazirah II (Sagara Sakti Rantau Bertuah)
Comments