Oleh Muhammad Natsir Tahar
Dapatkah kita membayangkan suatu
hari kelak, kita menghadiri pemakaman kita sendiri dengan tubuh baru. Tidak ada
kesedihan dan agak mirip dengan seremoni pisah sambut. Teknologi tidak bisa
dicegah, dan kesadaran manusia bisa dipindahkan
Futurologist dunia, Ian Pearson,
memprediksi bahwa kesadaran manusia nantinya bisa disalin di memori eksternal.
Melalui tulisannya yang diekspose pada 15 Juli 2018 dengan judul When
Your Electronically Immortal, Will You Still Own Your Own Mind?, Pearson
menjelaskan bagaimana kesadaran manusia bisa terhubung dengan teknologi
eksternal.
Kesadaran sedang digugat, katanya ia
bisa di-copy paste seperti cara kerja Android. Tidak hanya agama,
tapi humanisme dalam bentuk penyembahan manusia yang menaklukkan dunia beberapa
dekade terakhir.
Agama Tekno sedang ingin bertengger di posisi puncak peradaban umat manusia.
Agama Tekno sedang ingin bertengger di posisi puncak peradaban umat manusia.
Pintu masuknya dapat dimulai dari
titik lemah memori manusia. Seseorang yang kepalanya terbentur dapat kehilangan
segalanya seketika, kecerdasan kognitif, ideologi, konsep diri bahkan Tuhan
yang ia sembah.
Seperti yang terjadi pada motivator,
penulis dan pesepak bola bernama Scott Bolzan, setelah terpeleset di kamar
mandi, ia kehilangan seluruh kecerdasan dan talentanya, bahkan ingatan tentang
isterinya. Lalu ia menjadi manusia baru dan menulis buku berjudul My
Life: Deleted.
Kepala kita adalah Big
Data atau gudang memori yang diserap dari lingkungan selama hidup dan
diturunkan secara sistem algoritma oleh pendahulu. Tapi benteng pertahanan
kesadaran kita amat rapuh, ilmu hipnotis dapat menginterupsi kesadaran manusia
atau memerankan dirinya sebagai orang lain.
Secara teknis, kepala yang terbentur
sangat keras, akan kehilangan seluruh memori yang disimpan selama puluhan
tahun. Kasus-kasus psikologis seperti amnesia, halusinasi, tuna grahita dan
gila adalah keadaan ketika seseorang sedang tidak memiliki dirinya. Ide ini
sebenarnya cukup bagus bagi upaya untuk membungkam upaya pemujaan eksistensi
dan keakuan yang berlebihan.
Selangkah di depan, teknologi dapat
menyalin seluruh memori kita atau menghapusnya dan menggantikan dengan
kesadaran orang lain. Jika seseorang tidak ingin mati, mereka bisa meminta
tubuh yang baru. Teknologi memang tidak bisa dicegah tapi bisa ditundukkan,
atau Tuhan akan campur tangan.
Bila fenomena futuristik ini kita
tarik ke ranah filsafat, aliran ateis-materialisme akan membela diri dalam
penyangkalan ruh, kesadaran menurut mereka hanyalah bersifat materi yang cara
kerjanya sama dengan algoritma non organik pada komputer.
Juga menjadi ladang benturan
filosofis antara eksistensialisme kehendak bebas dengan determinisme (keyakinan
filosofis bahwa semua peristiwa terjadi sebagai akibat dari adanya beberapa
keharusan dan karenanya tak terelakkan).
Tapi agama tekno akan datang untuk
mendikte manusia. Otoritas bahkan bisa beralih dari manusia ke tangan
algoritma-algoritma yang sangat pintar. Saat itu terjadi, menurut YN Harari
seorang profesor lulusan Oxford, liberalisme yang saat ini mendominasi cara
berpikir global akan runtuh.
Kesadaran manusia tersimpan dalam
medium yang rapuh dan demikian mudah untuk direkayasa, menyebabkan agama tekno
akan dipeluk. Oleh mereka yang mengejar keabadian dan melihat manusia semakin
tidak punya harapan untuk memimpin dunia.
Kini algoritma non
organik mulai menyamai atau bahkan melampaui kemampuan manusia dalam hampir
semua bidang. Manusia akan disamakan dengan produk massal dan bisa dibuat
salinannya atau disempurnakan. Jika Anda butuh seorang orator sekelas Barack
Obama, atau pemikir humanisme seperti Mahatma Ghandi mereka tinggal
mencetaknya.
Sebagai umat beragama,
kita perlu mawas bahwa musuh masa depan kita bukan lagi antara sesama pemeluk
agama, tapi agama baru yang disebut Agama Tekno. Seperti sebelum ini –bila kita
jeli- musuh umat beragama adalah Liberalisme dan Komunisme, yang sebenarnya
punya nilai positif dalam meluruskan sejarah pemujaan agama untuk tujuan
hegemonik dan otoriter.
Tapi tidak lama lagi,
Liberalisme yang sedang ada di singgasana global akan digeser oleh Agama Tekno.
Tapi Tuhan tidak amnesia, dan kita mengimani itu sepanjang kita punya
kesadaran. ~MNT
Comments