Novel Bumi Cinta (Koleksi Pribadi) |
Oleh Muhammad Natsir Tahar
Ayas
memuja kecantikan Doktor Anastasia Palazzo sebagai perpaduan antara Tsarina
Rusia dan wibawa Kaisar Roma. Sejak itu gadis Rusia yang angkuh dan belum
tersentuh pria ini mabuk cinta kepada Ayas, pria Indonesia coklat biasa-biasa
saja.
Anastasia
adalah anomali Rusia, negeri pemuja seks bebas paling radikal di dunia.
Demikian pula Ayas, santri salaf lulusan Madinah, musuh imannya siap mencekik
begitu ia memasuki kota Moskwa.
Novel Bumi
Cinta adalah karya novelis religi paling sohor negeri ini,
Habiburrahman El Shirazy yang melambung pada usia belia lewat Ayat-ayat
Cinta. Meski sudah terbit lama, saya yang jarang membaca novel, tanpa
sengaja membuka novel yang edisi revisinya terbit pada 2013 lalu. Penasaran
sejauh mana karya-karya El Shirazy sudah menyihir, serta demi
menakar penulisnya yang fenomenal, saya tertarik untuk sedikit me-review novel
ini.
Bumi
Cinta disusun berdasarkan riset,
untuk mengambil sisi paling dramatis ujian keimanan seorang pria di mana saja,
El Shirazy memilih Rusia. Negeri yang dianugerahi wajah-wajah bidadari juga
pemegang rekor paling maksiat di dunia.
Di
jalan-jalan Moskwa di musim dingin, pesona jelita gadis Rusia dibalut rapat
oleh palto merah muda tebal berkelas. Tapi di masa yang lain mereka seperti
nudis-eksibisionis yang dapat dikaitkan oleh statistik bahwa negeri ini adalah
pengakses situs porno terbesar di dunia.
Adalah
Muhammad Ayas, seorang mahasiswa Indonesia sedang memulai penelitian tesisnya
tentang sejarah Islam modern di Rusia tepatnya di Moskovskyj
Gosudartvennyj Universiteit Imeni Lomonosova atau biasa disingkat MGU.
Bagi bangsa keturunan Slav Timur ini, MGU adalah universitas terhebat di muka
bumi, melewati Harvard dan Oxford sekalipun.
Ini
menjadi bagian pemujaan paradoks mereka terhadap monster Stalin yang memulai
membina peradaban terbaik di dunia untuk membuktikan bahwa sosialis lebih
unggul dari negara kapitalis manapun.
El
Shirazy mampu membangun novel ini dengan plot yang mencekam sepanjang 546
halaman. Dimulai ketika Ayas menempati apartemen bersama dua perempuan
cantik bernama Yelena dan Linor, berbeda kamar tapi satu dapur dan
ruang tamu. Yelena ternyata seorang pelacur papan atas, dan Linor adalah agen
Mosad Zionis Israel yang berkarir sebagai wartawan.
Ayas
berada dalam pengamatan agen Zionis, terlibat pembunuhan tak sengaja seorang
anggota mafia dan godaan tiada henti dari perempuan dengan paras yang
menggetarkan dadanya. Bagi Linor, Ayas adalah bahan eksprimen petualangan
seksnya sekaligus sebagai kambing hitam untuk sebuah aksi intelijen Mosad di
bawah pimpinan Ben Solomon.
Mereka
berencana mengebom Metropole Hotel dan mengarahkan tudingan kepada Ayas,
seorang mahasiswa Indonesia didikan Timur Tengah. Dengan tujuan untuk
memperburuk hubungan Rusia dengan dunia Islam.
Novel
begenre detektif romantika ini juga memuat sejarah filsafat yang dijelaskan
secara bertutur. Sekilas tampak mengadopsi novel filsafat berbahasa
Norwegia Sofie’s Verden atau Dunia Sophie karya
Jostein Gaarder, namun cara El Shirazy dalam menyampaikannya
terkesan agak kaku dengan beberapa diksi yang menyerupai buku teks akademis.
Bila
Jostein Gaarder lebih holistik, El Shirazy lebih fokus kepada sejarah filsafat
atheisme termasuk marxisme. Dilengkapi dengan jejak berdarah komunisme di bawah
Lenin dan Stalin serta zionisme Israel.
El
Shirazy menyusun daftar panjang nama-nama tempat terkenal di Moskwa, deretan
menu makanan, dan istilah-istilah populer dalam bahasa Rusia, untuk kemudian
ditaburi di sekujur tubuh novel ini. Nama-nama makanan khas Rusia itu memaksa
sesi adegan makan menjadi begitu banyak, menyerupai novel Bordeaux Tiga karya
W Mahdayani, yang memang seorang penikmat perjalanan dan kuliner dunia.
El
Shirazy juga memaksakan pengulangan diksi yang terlalu sering untuk menegaskan
karakter tokoh cerita, seorang pengemudi taksi yang culas sebagai: lelaki
berhidung bengkok ke kiri, seolah-olah frasa tersebut begitu penting. Terdapat di
lembar-lembar awal novel ini yang membuat saya hampir tidak melanjutkan Bumi
Cinta pada menit ke lima.
Pilihan
frasa impolite yang melontar dari mulut Ayas saat membalas
makian Linor dan pasangan mesumnya, terkesan anomalis untuk ukuran dirinya
sebagai pria religi. Kata-kata bernada kasar itu juga terulang ketika Ayas
membantah Viktor Murasov seorang atheis pemuja ilmu pengetahuan dan pengikut
Nietzshe, dalam seminar bertajuk Tuhan Bagi Manusia di Era
Modern, di auditorium Universitas Kedokteran MGU.
Novel ini
telah memberi inspirasi yang kuat untuk memperkukuh keimanan. Tentang hubungan
Ayas dengan si jelita intelek, Anastasia Palazzo tidak berakhir gembira, karena
masing-masing rigid mempertahankan doktrin akidah, secara, Anastasia seorang
Katolik yang taat.
Novel ini
disudahi dengan trik serba kebetulan, serta memosisikan alur yang tidak mudah
ditebak: Ayas akhirnya jatuh cinta pada Linor, wanita pendosa yang sudah
menzaliminya.
Mestinya
Ayas menikah dengan Anastasia, demi memenuhi ayat: lelaki yang baik
hanya untuk perempuan yang baik.
Jika
Linor dan Yelena yang cara hidupnya gelap dengan mudah menjadi mualaf,
Anastasia yang terkagum-kagum dengan cara Ayas menjelaskan tentang teologi
Islam, akan paling mungkin mengikuti keyakinan Ayas. Tapi sebuah novel yang
baik selalu punya cara untuk menjelaskan dramatisasi yang melompati penalaran
awam seperti ini.
El
Shirazy bisa beralibi, bahwa Linor yang bernama asli Sofia Abdul Aziz itu
adalah keturunan Palestina yang berhasil diselamatkan ketika bayi oleh
perempuan Yahudi dalam serangan Israel di Beirut Barat. Linor sudah bertobat
dan ia dianggap sudah suci seperti bayi, maka Ayas sepadan untuknya. ~MNT
Comments