Oleh Muhammad Natsir Tahar
Apa yang
menjadi nabi para Sosialis – Komunis, hidupnya bahkan tak terurus. Dialah Karl
Marx itu, ekonom dan filsuf Jerman yang lahir dari keluarga Yahudi murtad. Marx
tak menghargai humanisme, anak –anaknya bahkan banyak yang mati karena
kelaparan dan bunuh diri.
Istrinya sendiri, Jenny van Whestpallen, meninggal karena sakit tanpa pengobatan. Marx usah diharap untuk ikut mengantarkan istrinya ke pemakaman, karena dia sendiri sakit. Ia tak mandiri, hidupnya ditopang Frederick Engels, seorang anggota sosialis dari London.
Istrinya sendiri, Jenny van Whestpallen, meninggal karena sakit tanpa pengobatan. Marx usah diharap untuk ikut mengantarkan istrinya ke pemakaman, karena dia sendiri sakit. Ia tak mandiri, hidupnya ditopang Frederick Engels, seorang anggota sosialis dari London.
Marx
memiliki tiga kitab 'terlarang' sebagai sebuah kritik ekonomi politik bertitel Das Kapital. Buku
I, Proses
Produksi Kapital disusun sendiri oleh Marx dan terbit di masa ia
hidup. Sedangkan Buku II, Proses Sirkulasi
Kapital dan Buku III Proses Produksi
Kapitalis Secara Menyeluruh, awalnya berupa serakan catatan yang kemudian
dipungut dan disusun Engels ketika Marx sudah di alam baka.
Engels
mendengus, Buku II akan menimbulkan kekecewaan besar karena ia sepenuhnya
ilmiah dan tak mengandung banyak anasir - anasir agitasi atau hasutan. Para
pembaca dangkal kata Engels, tak kan tertarik, dan literatur ekonomi resmi
bungkam karenanya.
Pengamat menyebut, Das Kapital II tidak saja tertutup tapi juga dilupakan. Sehingga banyak terjadi salah pengertian yang gawat bila pembaca melompat dari Buku I langsung ke Buku III. Ini barangkali yang makin memperburuk kesesatan kerumunan penganut komunisme.
Pengamat menyebut, Das Kapital II tidak saja tertutup tapi juga dilupakan. Sehingga banyak terjadi salah pengertian yang gawat bila pembaca melompat dari Buku I langsung ke Buku III. Ini barangkali yang makin memperburuk kesesatan kerumunan penganut komunisme.
Marx
mulanya adalah pengagum filsafat Hegel yang pada waktu itu sedang ramai
dibicarakan di panggung pemikiran Jerman. Rasa kagumnya itu ia buktikan dengan
menjadi anggota Young Hegelian, sebuah
forum diskusi yang sangat intensif mengaji filsafat Hegel.
Di
belakang hari Marx melakukan pembangkangan fundamental terhadap pemikiran
Hegel. Dialektika Hegel yang tergolong idealisme, di tangan Marx ia
dijungkirkan menjadi dialektika materialisme. Dari perlawanan terhadap gurunya
inilah Marx lahir sebagai nabi bagi kaum sosialis dan aktivis kiri sedunia.
Energi
pemikiran Marx dipicu dari dua tokoh yang memengaruhinya yaitu Feaurbach dan
Hegel sendiri. Feaurbach adalah tokoh yang sejak awal sudah berseberangan
dengan Hegel.
Pertentangan
Feaurbach dengan Hegel ini terlontar dalam kritik Feaurbach terhadap pemikiran
Hegel. Karakter filsafat idealisme Hegel ditandai adanya konsep roh yang
menjadi semacam pusat atau logosentrisme dalam bangunan filsafat Hegel.
Seluruh kenyataan, kata Hegel, merupakan satu kejadian besar, dan kejadian ini adalah kejadian roh. Filsafat Hegel sejalan dengan agama – agama, namun Marx dengan dialektika Materialisme-nya menyangkal eksistensi Tuhan. Marx memanfaatkan filsafat Hegel untuk menjelaskan ideologinya sekaligus menguatkan Feaurbach.
Seluruh kenyataan, kata Hegel, merupakan satu kejadian besar, dan kejadian ini adalah kejadian roh. Filsafat Hegel sejalan dengan agama – agama, namun Marx dengan dialektika Materialisme-nya menyangkal eksistensi Tuhan. Marx memanfaatkan filsafat Hegel untuk menjelaskan ideologinya sekaligus menguatkan Feaurbach.
Bagi
orang bertuhan, alur pemikiran Marx adalah pengingkaran. Meski sebenarnya ia
telah melaksanakan koreksi menyakitkan terhadap praktik predator
liberalis-imperialis yang sedang jahat-jahatnya ketika itu.
Namun Marx melihat manusia yang sejatinya mikro (makro) kosmos multi dimensi dihargai sebagai benda belaka, seperti meja kursi atau hewan peliharaan, yang tak berhak atas kekayaan pribadi dan kapan - kapan dibunuh. Terutama Islam, ajaran Marx jelas pincang. Islam lebih dekat dengan kapitalisme - yang menganjurkan dagang sebagai pintu – pintu rezeki – namun mempersyaratkan keadilan.
Namun Marx melihat manusia yang sejatinya mikro (makro) kosmos multi dimensi dihargai sebagai benda belaka, seperti meja kursi atau hewan peliharaan, yang tak berhak atas kekayaan pribadi dan kapan - kapan dibunuh. Terutama Islam, ajaran Marx jelas pincang. Islam lebih dekat dengan kapitalisme - yang menganjurkan dagang sebagai pintu – pintu rezeki – namun mempersyaratkan keadilan.
Perlawanan
terhadap neoliberalisme bukan berarti seseorang tersebut kiri, namun lebih
kepada pendekatan dogma dan spirit ekonomi berkeadilan. Marx telah melakukan
reduksi dan distrosi nilai aspek kemanusiaan yang luar biasa. Konsep Marx
secara langsung telah ikut andil atas lenyapnya nilai-nilai moral dan etis
sebagai representasi aspek intelektual dan spiritual hingga menyebabkan
maraknya dehumanisasi kehidupan manusia.
Kritikus
dunia menilai, fokus kritik Marx hanya tertuju pada masalah produksi dan tidak
menyentuh masalah konsumsi (apakah kritik ini muncul karena mereka melewatkan
Das Kapital II, saya sendiri bingung). Disebutkan, padahal dalam persoalan
ekonomi—khususnya sekarang ini— yang menjadi masalah dalam perspektif
kapitalis-neoliberalis bukan hanya terbatas pada masalah overproduksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis, melainkan juga overkonsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat sendiri.
Hingga
hari gini, hantu Marx terus bergentayangan untuk merasuki mereka yang ‘sok
kiri’ dan asal beda. Bagi mereka yang mendobrak kemapanan namun gagal menyelam
pada esensi kemanusiaan. Ideologi Marx telah lama ketinggalan zaman dan hantu
perasuk itu sudah mati bersamaan runtuhnya kolonial-imperialisme. Disusul
bubarnya blok Sovyet dan ideologi China yang kemudian menyeleweng dari
Komunisme kepada Kapitalisme.
Hantu
Marx mati dua kali bersempena habisnya rezim mesin pembunuh dungu macam Pol Pot
dan pengikutnya. Yang taklid buta pada Marx, Lenin, Stalin, Mao tapi otaknya
kosong, kecuali naluri bunuh dan penyiksaan seorang pedendam sakit jiwa. Besar
kemungkinan dia tidak membaca buku Marx apapun. Di Indonesia, hantu Mark –
mestinya - sudah lenyap bersamaan dengan penumpasan PKI dan underbow-nya.
Hantu
Marx makin tak punya tempat untuk merasuki ketika buruh-buruh yang sudah
diperlakukan semakin humanis dan memiliki posisi tawar pada upah secara
simbiosa mutualis. Serta tidak ada lagi kerja paksa untuk kaum tani. Dengan
sejarahnya yang berdarah dan pikirannya yang cacat, buruh dan tani tak butuh
komunis sebagai pembela.
Setelah
mati dua kali, apakah hantu Marx akan tetap hidup? Tentu saja. Pemikiran Marx
bahkan seperti ajaran agama yang selalu dibaca ulang, direinterpretasi dan
diperbaharui oleh para pemikir kiri yang lahir setelahnya. Wacana tentang
Marxisme justru tidak pernah mengalami stagnasi, tapi selalu mengalami dinamika
dan dialektika sesuai dengan arah spirit zaman. Biarkan ia lewat sebagai
pergumulan intelektual semata.
Yang
dicemaskan adalah, hantu Marx merasuki kaum milenial yang tak mengerti apa –
apa. Yang ikut-ikutan bela komunis, tapi hidupnya dari upah kapitalis atau
bahkan kapitalis itu sendiri. Yang sok kiri tapi baju, kenderaan dan rumahnya
milik pribadi (berani tidak diserahkan kepada Negara dan menjadi milik
bersama?) Yang mengaku Pancasilais tapi permisif pada Materialisme anti Tuhan.
Kata kuncinya, ajaran Marx hanyalah tentang tesa dan antitesa, ia bukan lagi
ideologi yang patut apalagi sesembahan. ~MNT
Comments